Takhanyaitu, sirup jagung tinggi fruktosa juga bisa menyebabkan sirosis. Baca juga: 5 Cara Mengatasi Gula Darah Rendah. Adakah pemanis makanan yang menyehatkan? Hyman merekomendasikan kita untuk menghindari sirup jagung sebagai pemanis makanan. Sebaiknya, kita memilih makanan yang benar-benar mengandung pemanis alami, seperti buah-buahan.
Walaupun gula berperan sebagai sumber energi bagi tubuh, bukan berarti kita bisa mengkonsumsinya dalam jumlah banyak. Penyakit diabetes, jantung, dan obesitas adalah contoh penyakit karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. Sejalan dengan itu, orang-orang pun mulai sadar dan menjalani pola hidup sehat. Hal tersebut menjadi alasan bagi perusahaan makanan dan minuman untuk membuat produk dengan gula rendah kalori. Penggunaan gula rendah kalori pun semakin populer. Gula ini termasuk ke dalam golongan pemanis buatan. Maka dari itu, rasanya 200 – 700 kali lebih manis dibandingkan gula pasir. Sama seperti sirup agave, pemanis ini digunakan sebagai alternatif pengganti gula. Hasilnya, banyak produk yang dipasarkan bagi penderita diabetes mengandung pemanis buatan. Sebenarnya, ada berapa jenis pemanis yang beredar di pasaran? Apakah pemanis buatan aman untuk dikonsumsi? Dan bagaimana cara mengetahui jumlah gula rendah kalori pada makanan dan minuman kemasan? Jenis-jenis Gula yang Sering Dikonsumsi Kebanyakan dari kita mengenal pemanis hanyalah gula pasir. Padahal, tidak semua rasa manis berasal dari gula yang sama. Pemanis digolongkan menjadi dua yaitu, pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami secara alami terkandung di dalam makanan yang belum diproses. Misalnya, buah-buahan dan sayur-sayuran. Jenis yang termasuk dalam pemanis alami adalah glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Sedangkan, pemanis buatan merupakan pemanis yang dihasilkan melalui proses kimiawi. Pemanis ini sengaja ditambahkan ketika makanan dan minuman diproses. Maka dari itu, pemanis buatan biasanya ada di dalam soda, protein bar, selai, permen, dan lain-lain. Berdasarkan Mayo Dispensary, pemanis buatan tidak menyebabkan gigi berlubang. Manfaat lain yang mungkin didapatkan, yaitu mengontrol berat badan dan tidak menimbulkan diabetes. Pemanis buatan dikelompokkan menjadi gula yang mengandung nutrisi nutritive sweeteners dan gula yang tidak mengandung nutrisi not-nutritive sweeteners. Gula alkohol sorbitol, xylitol, lactitol, mannitol, erythritol, dan maltitol termasuk ke dalam jenis pemanis bernutrisi. Sedangkan aspartam, acesulfame potassium, neotame, sakarin, dan sukralosa merupakan contoh pemanis tidak mengandung nutrisi rendah kalori yang disetujui oleh Food and Drug Assistants FDA Amerika Serikat. Gula rendah kalori lainnya yang sedang naik daun adalah rare sugar. Seperti namanya, rare sugar sulit ditemukan. Kehadirannya secara alami di makanan hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Rare saccharide adalah monosakarida dan turunananya. Ada lebih dari xl jenis rare sugar, salah satunya allulose. Allulose muncul di buah-buahan yang dikeringkan kismis dan fig kering dan gandum. Struktur kimia allulose mirip dengan fruktosa, tapi tidak diserap oleh tubuh dengan cara yang sama. Allulose hanya mengandung kalori/gram lebih rendah dari sukrosa, yaitu 4 kalori/gram. Penentuan Kadar Gula Rendah Kalori Cara mengetahui kandungan pemanis baik alami maupun buatan adalah dengan memastikan kemasan produk. Jika Anda tidak menemukan “gula” pada label komposisi, bukan berarti produk tersebut tidak mengandung pemanis sama sekali. Ada berbagai macam jenis pemanis yang ditambahkan dalam makanan dan minuman kemasan. Misalnya, erythritol, allulose, dan sucralose. Jumlah gula yang digunakan dalam produk makanan dan minuman wajib dicantumkan pada label. Apalagi, mulai banyak beredar produk makanan dan minuman dengan klaim bernutrisi tinggi dan rendah kalori. Pengecekan nutrisi produk akan menjadi lebih relevan bagi konsumen yang perhatian terhadap asupan kalori per hari. Akibatnya, penentuan kadar pemanis penting bagi perusahaan makanan dan minuman kemasan. Kandungan dan jumlah pemanis dalam produk makanan dan minuman dapat dianalisis melalui perhitungan kadar karbohidrat. Perhitungan tersebut dilakukan dengan tepat menggunakan high functioning anion-exchange chromatography HPAE-PAD. Pada aplikasi ini, metode HPAE PAD digunakan untuk memastikan tiga jenis pengganti gula erythritol, allulose, dan sukralosa dalam produk minuman dan makanan rendah kalori atau sugar-free. Pemisahan gula dilakukan menggunakan Dionex ICS HPIC dan kolom Dionex CarboPac PA20. Kolom ini memudahkan pemisahan dengan persiapan sampel dan waktu siklus keselurahan hanya 25 menit Gambar ane. Selaras dengan itu, information presisi dan akurasi menunjukkan angka yang memuaskan, dengan kisaran pemulihan recovery range 83-116% untuk tiga sampel yang diuji Gambar 2. Gambar 1. Kromatogram Gula 10 mg/L mixed standard. Gambar 2. Data Hasil Spike Recovery. Metode HPAE PAD telah sukses divalidasi, akurasi dan presisinya baik untuk menentukan gula rendah atau non kalori dengan menggunakan kolom Dionex CarboPAC PA20. Untuk info lebih lanjut, sila klik catatan aplikasi ini. Reference
Pemanisyang terakhir ini sering ditemukan dalam buah, madu, dan sebagian dari sayuran akar. Fruktosa juga hanya memiliki satu molekul, namun rasanya lebih manis dari glukosa. Bahkan dari ketiganya, fruktosa punya rasa paling manis. Beberapa yang juga termasuk sumber alami fruktosa adalah tebu, bit, dan jagung.
– Membatasi atau menghindari konsumsi gula memang sangat sulit. Namun, mengingat risiko kesehatannya, membatasi asupan gula menjadi hal yang wajib. Kabar baiknya, ada beberapa pemanis alami yang bisa dijadikan pengganti gula dengan kandungan yang lebih sehat. Pemanis alami ini lebih rendah kalori, rendah fruktosa, dan rasanya pun sangat manis. Dilansir dari Healthline, berikut adalah 5 pemanis alami yang menyehatkan tubuh1. Stevia Stevia merupakan pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana. Pemanis ini terkenal dengan kalorinya yang rendah. Daun stevia mengandung beberapa senyawa manis, utamanya adalah stevioside dan rebaudioside A. Keduanya ratusan kali lebih manis dari juga Daftar Makanan Tinggi Gula dan Garam yang Harus Dibatasi Beberapa penelitian menunjukkan, stevia dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah pada penderita diabetes. Stevia bisa dijadikan sebagai pengganti gula. Carilah produk yang tepat karena banyak orang yang tidak terlalu menyukai rasa manisnya. 2. Eritritol Sama seperi stevia, eritritol merupakan pemanis rendah kalori yang secara alami ditemukan pada buah-buahan tertentu. Fruktosayang dikenal dengan istilah "gula buah", memiliki rasa yang lebih manis dibanding glukosa. Baca: Mangga dan Aprikot Tingkatkan Kesuburan Sperma, Ini Penelitiannya Fruktosa diserap usus halus dan masuk ke dalam aliran darah kemudian diurai di hati. Fruktosa akan diolah menjadi glukosa sebagai cadangan energi. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sepertinya bahan pemanis yang satu ini menjadi kesukaan banyak orang. Gula sendiri diperlukan tubuh sebagai energi utama untuk mendorong aktivitas. Tapi terlalu banyak mengonsumsi gula dapat memicu penyakit diabetes. Artinya, segala sesuatu yang berlebihan memang tidaklah baik. Namun, hal ini tak berlaku bagi gula alami yang didapat dari mengandung gula alami dalam bentuk fruktosa yang merupakan salah salah satu jenis karbohidrat. Rata-rata buah hanya mengandung fruktosa sekitar 15 gram. Tidak hanya kalori yang didapat, serat dan nutrisi juga didapat dari buah. Dilansir dari CNNIndonesia, para ahli menyatakan bahwa tubuh manusia membutuhkan lebih banyak gula alami yang didapat dari konsumsi buah. Fruktosa dinyatakan tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara penderita diabetes, ada baiknya Anda memperhatikan indeks glikemik pada buah. Serat dalam buah membantu pelepasan gula lebih lambat sehingga gula darah tidak melonjak naik tiba-tiba. Buah-buahan mengandung banyak nutrisi yang kaya akan potasium sehingga dapat membantu penurunan tekanan darah serta flavonoid yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Foto Pada dasarnya buah dan sayur memang penting bagi kehidupan manusia. Ada banyak manfaat yang bisa kita dapat dengan rutin mengonsumsi buah dan sayur. Dari penyakit ringan hingga penyakit yang paling mematikan. Untuk itu, para ahli kesehatan selalu menyarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Akan tetapi, jika Anda ingin rutin mengonsumsi buah dan sayur tetap harus memperhatikan kadar dan polanya. Terlalu banyak mengandung gula dari mana pun asalnya dapat memicu pelepasan insulin. Insulin adalah hormon penyimpanan yang akan menyimpan kelebihan gula darah sebagai lemak dalam perut. Mengonsumsi gula secara berlebih daapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes. Untuk itu, agar tidak berlebihan dalam konsumsi gula, baiknya sehari Anda mengonsumsi 150 gram buah. Dimana dalam 150 gram itu Anda mendapatkan 150 kalori dan 30 gram kerbohidrat. Hal ini setara dengan satu buah apel merah kecil, satu potong melon atau satu buah pisang. Aturlah pola konsumsi buah Anda dalam sehari agar mendapatkan nutrisi yang tepat. Lihat Healthy Selengkapnya
MenurutMayo Clinic, rata-rata buah mengandung sekitar 15 gram gula alami dalam bentuk fruktosa. Angka ini hanya menyumbang sedikit kalori pada tubuh Anda. Sementara itu, minuman atau makanan yang mengandung pemanis sirup jagung tinggi fruktosa biasanya sangat tinggi kalori.
Namun, tidak seperti glukosa, fruktosa justru menyebabkan rendahnya kadar gula darah, asalkan dikonsumsi dalam batas sewajarnya. Beberapa ahli kesehatan merekomendasikan jenis gula ini sebagai pemanis yang bisa dikatakan aman untuk pasien diabetes tipe 2. Berikut manfaat lainnya untuk tubuh manusia membantu menghasilkan energi, menyimpan energi dalam bentuk glikogen, dan membentuk lemak dalam tubuh. Meskipun memiliki manfaat untuk metabolisme tubuh, Anda tetap perlu berhati-hati. Pasalnya, mengonsumsi sumber makanan yang mengandung gula tinggi dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Sumber makanan mengandung fruktosa Sebagai jenis gula yang terdapat dalam bahan makanan alami, Anda dapat menemukan kandungan fruktosa pada buah dan sayuran berikut apel, pir, buah ara, plum, anggur, semangka pisang, alpukat, stroberi, asparagus, wortel, selada, buncis, akar sawi putih, dan daun bawang. Kandungan fruktosa yang cukup tinggi juga terdapat dalam makanan dan minuman olahan seperti sirup jagung, karamel, madu olahan, gula cair, dan gula aren. Bagaimana fruktosa dicerna dalam tubuh? Glukosa dan fruktosa dicerna serta diserap dengan cara yang berbeda oleh tubuh. Setelah sampai di usus halus, glukosa akan langsung diserap ke pembuluh darah, lalu sel-sel tubuh akan menggunakannya sebagai energi. Tubuh juga akan melepaskan fruktosa ke pembuluh darah selama proses penyerapan zat gizi di usus halus. Namun, untuk diproses sebagai energi, jenis gula ini harus dipecah menjadi glukosa terlebih dahulu oleh organ hati. Itulah mengapa fruktosa tidak langsung meningkatkan gula darah selayaknya glukosa. Namun, jenis gula ini tetap akan menaikkan gula darah secara bertahap setelah sedikit demi sedikit organ hati mengolahnya menjadi glukosa. Selain glukosa, hasil akhir dari proses pencernaan gula ini adalah trigliserida, asam urat, dan beberapa zat radikal bebas. Ringkasan Fruktosa terdapat dalam bahan makanan alami seperti buah dan sayuran. Jenis gula ini juga marak ditemukan dalam bentuk gula tambahan atau pemanis makanan. Agar bisa digunakan sebagai sumber energi, organ hati perlu memecah gula ini menjadi glukosa. Risiko kelebihan asupan fruktosa Mengonsumsi jenis gula ini secara berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan Anda. Berikut adalah bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan. 1. Penyakit hati Konsumsi fruktosa terlalu banyak bisa menyebabkan penumpukan trigliserida di hati. Trigliserida adalah jenis lemak yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa oleh hati. Pengendapan lemak ini bisa merusak fungsi organ hati. Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menyebabkan penyakit perlemakan hati non-alkoholik. 2. Penyakit jantung Fruktosa dapat menghancurkan komposisi lemak darah Anda, sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL. Meningkatnya LDL menyebabkan akumulasi lemak di sekitar organ dan berpotensi penyakit jantung. Penumpukan trigliserida juga bisa memicu timbulnya plak di pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. 3. Risiko lainnya Berikut ini efek lain yang mungkin terjadi jika Anda mengonsumsi makanan tinggi fruktosa secara berlebihan. Zat radikal bebas yang dihasilkan dari pemecahan fruktosa juga dapat merusak struktur sel, enzim, dan bahkan gen. Meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang menyebabkan asam urat dan tekanan darah tinggi hipertensi. Menyebabkan resistensi insulin yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2. Fruktosa tidak menekan nafsu makan seperti halnya glukosa, sehingga mungkin dapat memicu nafsu makan berlebihan. Sebagian orang tidak mampu mencerna dan menyerap jenis gula ini dengan baik. Kondisi yang disebut dengan malabsorbsi fruktosa ini ditandai dengan meningkatnya jumlah gas di saluran cerna dan gangguan pencernaan lainnya. Malabsorbsi ini terbilang cukup umum terjadi dan memengaruhi hingga 1 dari 3 orang. Orang yang mengalami malabsorbsi fruktosa tidak memiliki sel pembawa fruktosa enterosit yang cukup dalam ususnya. Jika usus kekurangan sel pembawa, gula ini akan menumpuk di dalam usus besar dan mengakibatkan gangguan pencernaan. Malabsorpsi fruktosa dapat disebabkan oleh banyak penyebab yang meliputi ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus, terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, riwayat masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar IBS, peradangan, dan stres. Meski demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk mengetahui efek samping jenis gula ini. Anda bisa mulai dengan membatasi asupan makanan manis untuk menghindari kemungkinan masalah kesehatan yang tak diduga. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengetahui jenis gula dan pemanis yang aman untuk dikonsumsi. Highfructose corn syrup (HFCS) atau sirup jagung tinggi fruktosa terbuat dari pati jagung yang diolah menjadi sirup jagung yang terdiri dari 100% glukosa dan ditambahkan enzim untuk mengubah glukosa menjadi fruktosa. HFCS memiliki kadar fruktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan sirup jagung alami. Walaupun komposisi HFCS mirip dengan gula Suka mengonsumsi minuman manis dalam kemasan atau minuman bersoda? Minuman tersebut biasanya mengandung pemanis buatan yang bernama sirup jagung tinggi fruktosa. Nah, sirup jagung tinggi fruktosa inilah yang membuat minuman yang Anda sukai tersebut menjadi buruk bagi kesehatan. Apa saja bahaya sirup jagung tinggi fruktosa? Apa itu sirup jagung tinggi fruktosa? Sirup jagung tinggi fruktosa atau high-fructose corn syrup HFCS merupakan pemanis buatan yang terbuat dari sirup jagung. Anda mungkin sering melihat nama ini jika melihat kandungan bahan-bahan yang biasa tercantum dalam kemasan makanan atau minuman ringan. Dalam sirup jagung tinggi fruktosa, terkandung karbohidrat dengan komposisi 50% glukosa dan 50% fruktosa. Glukosa merupakan bentuk paling sederhana dari karbohidrat dan merupakan sumber energi utama untuk tubuh. Glukosa sangat mudah digunakan oleh setiap sel tubuh. Sedangkan, fruktosa merupakan salah satu jenis karbohidrat yang biasa terdapat dalam buah-buahan secara alami. Fruktosa yang terkandung dalam sirup jagung tinggi fruktosa akan diubah oleh tubuh menjadi lemak dan disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Jika dibutuhkan tubuh, maka glikogen ini akan diubah menjadi glukosa untuk dipakai sebagai energi. Fruktosa sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, sirup jagung tinggi fruktosa biasanya menambahkan asupan fruktosa berlebih ke dalam tubuh Anda. Hal inilah yang membuat sirup jagung tinggi fruktosa berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Apa saja bahaya sirup jagung tinggi fruktosa? Sayangnya, minuman ringan yang Anda konsumsi biasanya mengandung pemanis dari sirup jagung tinggi fruktosa. Tak cuma sedikit, kandungan sirup jagung tinggi fruktosa dalam minuman ringan bisa sangat berlebihan sehingga hal ini membawa dampak buruk bagi tubuh. Beberapa bahaya sirup jagung tinggi fruktosa untuk kesehatan adalah 1. Meningkatkan risiko obesitas Pada dasarnya, konsumsi makanan atau minuman manis dalam jumlah berlebihan memang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami obesitas. Apalagi konsumsi minuman manis yang mengandung sirup jagung tinggi fruktosa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dapat membuat asupan fruktosa berlebihan dalam tubuh. Di mana, fruktosa yang berlebihan ini kemudian akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak. Hal ini karena fruktosa dimetabolisme di hati. Proses tersebut tentu bisa menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh sehingga mengakibatkan kenaikan berat badan dan bahkan obesitas. Teori lain juga ada yang menyebutkan bahwa kenaikan berat badan disebabkan karena fruktosa gagal merangsang produksi insulin dan leptin. Di mana, keduanya adalah yang membantu mengatur berat badan dan konsumsi makanan. 2. Meningkatkan risiko diabetes Asupan sirup jagung tinggi fruktosa yang berlebihan dapat meningkatkan penumpukan lemak perut dan menyebabkan resistensi insulin. Kedua hal ini kemudian dapat mengakibatkan Anda mengalami diabetes mellitus tipe 2. Konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa secara teratur dapat menyebabkan insulin tidak dapat merespon konsumsi karbohidrat dengan baik. Sehingga, sel-sel tubuh kurang bisa memetabolisme dan mencerna karbohidrat. Jika hal ini terjadi dalam waktu lama, maka ini dapat menyebabkan kenaikan kadar insulin dan gula darah. 3. Meningkatkan masalah kesehatan lain Konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa juga banyak dihubungkan dengan penyakit lain, seperti irritable bowel syndrome, sindrom metabolik, penyakit jantung, dan beberapa kanker. Fruktosa berlebih dalam tubuh terbukti dapat menyebabkan peradangan, sehingga bisa menyebabkan beberapa penyakit tersebut. Kadar insulin yang tinggi yang disebabkan oleh konsumsi fruktosa berlebih juga dapat memicu pertumbuhan tumor.

1 Stevia. Stevia merupakan pemanis alami yang berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana. Pemanis ini terkenal dengan kalorinya yang rendah. Daun stevia mengandung beberapa senyawa manis, utamanya adalah stevioside dan rebaudioside A. Keduanya ratusan kali lebih manis dari gula. Baca juga: Daftar Makanan Tinggi Gula dan Garam yang Harus Dibatasi.

Buah -buahan mengandung fruktosa atau pemanis alami, fruktosa terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Ketiganya bergabung dengan perbandingan tetap. Sifat fruktosa berbeda dari komponen penyusunnya, berdasarkan sifat tersebut, fruktosa termasuk? Unsur Senyawa Campuran homogen Campuran heterogen Semua jawaban benar Jawaban B. Senyawa Dilansir dari Encyclopedia Britannica, buah -buahan mengandung fruktosa atau pemanis alami, fruktosa terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. ketiganya bergabung dengan perbandingan tetap. sifat fruktosa berbeda dari komponen penyusunnya, berdasarkan sifat tersebut, fruktosa termasuk senyawa. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Ira memasukkan sendok aluminium dan sedotan plastik ke Dalam gelas yang berisi teh hangat. Setelah beberapa menit, sendok terasa hangat dan sedotan tidak terasa hangat sama sekali, berdasarkan peristiwa tersebut sendok dan sedotan secara berturut-turut terbuat dari bahan? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Back to top button Warning Fruktosa merupakan salah satu jenis gula yang banyak ditemukan pada makanan atau minuman sehari-hari, termasuk minuman kemasan, roti atau kue manis. Meskipun manfaatnya sebagai pemanis di lidah, tetapi efek fruktosa tidak selamanya baik untuk tubuh. Fruktosa alami dapat ditemukan dari beberapa jenis buah, sayur dan juga madu.
Gula mungkin memiliki reputasi yang buruk karena berkaitan dengan risiko penyakit diabetes, obesitas, hingga kanker. Namun, bagaimana dengan kandungan gula dalam buah? Ketahui apakah konsumsi buah-buahan dalam jumlah banyak berdampak negatif bagi tubuh dalam ulasan berikut. Apakah gula dalam buah tidak baik bagi kesehatan? Buah-buahan memang mengandung gula alami dalam bentuk fruktosa. Fruktosa adalah salah satu jenis karbohidrat. Namun, berbeda dengan jenis karbohidrat lainnya seperti sukrosa dan glukosa, fruktosa mempunyai rasa yang lebih manis. Karena rasa yang manis ini, fruktosa dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan dan minuman. Namun, fruktosa dalam buah tentu berbeda dengan pemanis sirup jagung tinggi fruktosa. Menurut Mayo Clinic, rata-rata buah mengandung sekitar 15 gram gula alami dalam bentuk fruktosa. Angka ini hanya menyumbang sedikit kalori pada tubuh Anda. Sementara itu, minuman atau makanan yang mengandung pemanis sirup jagung tinggi fruktosa biasanya sangat tinggi kalori. Sebotol minuman bersoda bisa mengandung sekitar 225 kkal dan tidak mengandung zat gizi penting bagi tubuh. Fruktosa juga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara mendadak. Ini lantaran tubuh mencerna fruktosa lebih lambat ketimbang sukrosa kandungan utama gula pasir. Jadi, konsumsi gula dalam buah tidak menimbulkan dampak buruk seperti konsumsi gula dalam makanan manis.
j4jR.
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/382
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/152
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/200
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/186
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/134
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/367
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/349
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/161
  • 5dr0gyv4ia.pages.dev/106
  • buah buahan mengandung pemanis alami fruktosa